Sunday, September 25, 2016

prospek bisnis baru RPK

Perum Bulog membangun jaringan distribusi pangan berbasis kerakyatan, bernama Rumah Pangan Kita (RPK). individu maupun usaha mikro dapat membangun outlet dengan modal ringan, mulai Rp 5 juta.
"Sahabat Rumah Pangan Kita dapat membeli satu jenis kebutuhan pokok misalnya beras seharga Rp 5 juta, atau boleh dalam satu paket yang terdiri dari minyak goreng atau gula pasir," ujar Kepala Divisi Penjualan Perum Bulog Subali Agung Gunawan kepada kabarbisnis.com di Jakarta, Senin (9/5/2016).
Untuk beras misalnya, sahabat RPK memperoleh diskon harga menjadi Rp 10.500 per kilogram (kg) dari harga normal Rp 12.000/kg.Sementara harga gula pasir Rp 12.000/kg dan minyak goreng sebesar Rp 11.000/kg. Harga tersebut belum memperhitungkan ongkos transportasi sampai outlet.
"Mitra tidak perlu pusing mencari belanja‎ barang di pasar besar.Mereka tinggal telepon, produk pangan akan datang ke outlet,"terang Subali
Subali menambahkan usaha bisnis dapat dijalani para ibu rumah tangga atau siapapun yang ingin memperoleh penghasilan sampingan.Harga Eceran Tertinggi (HET) produk pangan di outlet bersifat dinamis .Namun dia meyakini harga produk yang dipasok ke outlet RPK selalu lebih rendah ketimbang harga pasar tradisional.
"Target dari pendapatan dari bisnis ritel ini hanya dua- tiga persen. Kecil memang.Justru porsinya lebih‎ besar ada di mitra," kata Subali.
Subali mengakui stabilisasi harga pangan yang diupayakan ditingkat konsumen merupakan visi utama Bulog ketimbang mengejar prosentase margin."Kalau harga pangan stabilitas, tidak dapat diukur dengan angka," kata dia.
Selain harga yang lebih murah, dia juga menjamin pangan yang dipasok ke outlet RPK merupakan produk halal dan berkualitas.Bulog senantiasa memonitor arus lalu lintas ke outlet untuk mengantisipasi tindakan spekulasi misalnya dengan menyimpan atau menjual kembali ke pedagang besar.
"Biasanya order beras per hari 200 kilogram,tapi tiba-tiba melonjak menjadi 1 ton.Kita cek ke lapangan apakah lonjakan kebutuhan ini benar-benar untuk memenuhi permintaan masyarakatnya.Jadi belum tentu ini suatu tindakan spekulasi," tuturnya.
Gunawan menjelaskan, bagi perseorangan/wiraswasta ingin membangun outlet RPK cukup di garasi atau perkarangan rumah.Lokasinya berada dipemukiman yang padat penduduknya. Adapun sebaiknya mitra melengkapi administrasi keterangan usaha dari RT/RW.
"Kalau toko mempunyai ijin usaha dari kelurahan.Kita sudah buat zonasi, sebaiknya dalam satu RW atau satu desa dilayani satu Rumah Pangan Kita," terang Gunawan.
Karenanya sebelum menjadi mitra, Bulog akan memeriksa lokasi yang akan dijadikan outlet. Cara sederhana dan efisien mengetahui dapat mengetahui google maps.Dengan batas zonasi antara outlet satu dengan yang lain, akan menghindari iklim bisnis yang tidak sehat.
"Cara lain, kita meminta mitra baru menjadi downline.Pasokan produk pangan akan dipasok dari outlet yang sudah ada. Mitra baru itu tidak dapat berhubungan langsung dengan kita," ujar Gunawan.
Sementara bagi koperasi,sambung Gunawan harus mempunyai ijin usaha/SIUP dan memiliki NPWP. Saat pembelian pertama, jelas Agung, mitra akan memperoleh fasilitas misalnya berupa spanduk/plakat Mitra‎ RPK Perum Bulog, spanduk Harga Harian dan brosur atau kartu nama sebanyak 300 lembar.Selain itu para mitra juga berhak memperoleh fasilitas konsultasi mengenai cara penjualan komoditi outlet mitra RPK.kbc11